Minggu, 03 April 2016

Peluang Memperkuat Upaya Kesehatan Masyarakat Desa

ARTIKEL

Undang-undang Desa: Peluang Memperkuat Upaya Kesehatan Masyarakat Desa 

Semangat Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa adalah mendorong prakarsa, gerakan dan partisipasi masyarakat desa, meningkatkan pelayanan publik untuk mempercepat perwujudan kesejahteraan umum, serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek pembangunan. Lebih lanjut Undang-Undang tersebut mengamanatkan pemberdayaan masyarakat desa sebagai upaya mengembangkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat desa.
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat desa yang telah dijalankan oleh desa atau mampu dan efektif dijalankan oleh desa atau yang muncul karena perkembangan desa dan prakasa masyarakat desa. Salah satunya adalah melalui inisiasi pembentukan Pos UKM Desa (Pos Upaya Kesehatan Masyarakat Desa) sebagai UKM tingkat pertama. Pos UKM Desa merupakan unit pelayanan pemerintahan desa yang bertugas menggerakkan pembangunan kesehatan desa dengan dukungan pembiayaan dari desa dan supervisi teknis dari puskesmas. Dengan alokasi anggaran yang ‘berlimpah’ nantinya, desa didorong terlibat secara aktif dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan penduduknya melalui pemberian kewenangan melaksanakan UKM tingkat pertama. Infrastruktur dan SDM kesehatan berupa poliklinik kesehatan desa (PKD) yang telah ada sebelumnya diperkuat untuk melaksanakan fungsi tersebut. Pos UKM Desa hakekatnya adalah tatanan yang menghimpun berbagai potensi yang telah ada dan telah dijalankan sebagai prakarsa masyarakat desa dalam rangka memelihara dan meningkatkan kesehatan secara mandiri. Kewenangan tersebut telah ada dan telah dijalankan namun belum terlembagakan sehingga seringkali tidak disadari bahkan oleh warga masyarakat desa itu sendiri. 
Kewenangan lokal berskala desa yang diberikan kepada Pos UKM Desa antara lain mencakup kewenangan untuk peningkatan dan pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan pengendalian penyakit menular, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar, pengamatan dan mitigasi bencana, serta promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat sesuai dengan kapasitas lokal. 
Pos UKM Desa juga diberi kewenangan melaksanakan pengamatan (surveilans), pencatatan, dan juga pelaporan secara berjenjang. Dengan adanya revitalisasi poliklinik kesehatan desa (PKD) menjadi Pos UKM Desa, maka secara ketenagaan, keberadaan bidan desa sebagai tenaga kesehatan yang telah ada di desa perlu diperkuat setidaknya dengan penambahan tenaga Perawat Kesehatan Masyarakat. Tenaga-tenaga kesehatan yang diperbantukan oleh Pemerintah Kabupaten inilah yang akan memfasilitasi kelompok-kelompok upaya kesehatan berbasis masyarakat yang ada di desa untuk melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama. 
Pembiayaan Pos UKM Desa setidaknya berasal dari dua sumber. Untuk belanja modal berasal dari anggaran pendapatan dan belanja desa (APB Desa), APBD Kabupaten, dan juga dapat berasal dari hibah. Sedangkan biaya operasional di luar gaji tenaga kesehatan semaksimal mungkin berasal dari APB Desa. Melalui skenario pembiayaan ini, Pemerintah Kabupaten tidak lepas tangan begitu saja terhadap penyelenggaraan Pos UKM Desa.
 Disamping mendorong kemandirian Pemerintah Desa, Pemerintah Kabupaten mengalokasikan anggaran baik untuk belanja operasional maupun belanja modal Pos UKM Desa sesuai kebutuhan dan kondisi keuangan Daerah. Sharing pembiayaan secara interaktif ini diharapkan semakin mendorong kinerja Pos UKM Desa. Tata hubungan kerja antara Pos UKM Desa dengan puskesmas selaku penyelenggara UKM tingkat pertama kecamatan patut pula mendapatkan perhatian. Kinerja Pos UKM Desa merupakan bagian dari kinerja jaringan UKM desa se- kecamatan dengan puskesmas sebagai koordinatornya. Bisa diibaratkan keberadaan Pos UKM Desa merupakan satelit-satelit UKM tingkat pertama dalam wilayah kerja puskesmas. Untuk itu puskesmas berkewajiban melakukan pembinaan dan supervisi teknis Pos UKM Desa di wilayah kerjanya. Pembentukan Pos UKM Desa seperti yang telah dilakukan Wonosobo tampaknya semakin memberi harapan bagaimana kualitas kesehatan masyarakat bisa ditingkatkan. Undang-Undang Desa memberi ruang dan kesempatan untuk inovasi bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Dan Wonosobo telah memanfaatkan dengan baik peluang tersebut. Jaelan Sulat

Sumber : http://www.kompasiana.com/jaelan_sulat/undang-undang-desa-peluang-memperkuat-upaya-kesehatan-masyarakat-desa_54f38992745513a22b6c788c

ANALISA
Pada Artikel diatas dijelaskan tentang upaya dalam peningkatan kesehatan masyarakat  salah satunya adalah melalui inisiasi pembentukan Pos UKM Desa (Pos Upaya Kesehatan Masyarakat Desa) sebagai UKM tingkat pertama. Pos UKM Desa merupakan unit pelayanan pemerintahan desa yang bertugas menggerakkan pembangunan kesehatan desa dengan dukungan pembiayaan dari desa dan supervisi teknis dari puskesmas. Dengan alokasi anggaran yang ‘berlimpah’ nantinya, desa didorong terlibat secara aktif dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan penduduknya melalui pemberian kewenangan melaksanakan UKM tingkat pertama. Infrastruktur dan SDM kesehatan berupa poliklinik kesehatan desa (PKD) yang telah ada sebelumnya diperkuat untuk melaksanakan fungsi tersebut. disini peran PKD sangat penting dalam melaksanakan Pos UKBM, dimana PKD adalah sarana kesehatan yang ada di dekat masyarakat. Yang melayani masyarakat dalam bidang kesehatan, dengan adanya PKD, masyarakat jadi lebih mudah mengobati apabila mengalami sakit.
Upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan diterapkannya Paradigma Sehat untuk upaya-upaya kesehatan dimasa mendatang, dengan paradigma ini maka pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dibanding upaya kuratif dan rehabilitatif. 
Penerapan paradigma sehat yang selaras dengan PKD  dimana ke tiga unsur pelayanan kesehatan yaitu promotif, preventif dan kuratif dilaksanakan secara integratif, PKD diharapkan dapat memperkuat tugas dan fungsi puskesmas sehingga terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam program pemberantasan penyakit menular dengan memberdayakan masyarakat. 

Dicanangkannya Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) sebagai sentra pembangunan kesehatan di desa sekaligus unit pelayanan kesehatan di desa yang merupakan unit pelayanan kesehatan swadaya dari, oleh dan untuk masyarakat dimana pembinaannya menjadi tanggungjawab puskesmas masing-masing wilayah. 
Dengan keberadaan poliklinik kesehatan desa yang menjadi pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan paripurna yang lebih dekat, relatif lebih murah dengan mutu yang terjamin pada masing masing desa, jika diberdayakan secara baik mengandung peluang yang dapat digunakan untuk mengakselerasi laju pembangunan bidang kesehatan terutama mengenai upaya penurunan angka penyakit berbasis lingkungan di pedesaan melalui pendekataan klinik sanitasi 
Kegiatan luar gedung pada klinik sanitasi yang selama ini dilaksanakan petugas puskesmas dapat dilaksanakan oleh petugas poliklinik kesehatan desa untuk melakukan pengamatan kondisi lingkungan sekitar pasien/klien dengan menggunakan form kunjungan lapangan, dan apabila harus dilakukan perbaikan sarana sanitasi dasar seperti perbaikan rumah sehat (Jendela, ventilasi dan plestirisasi ), sarana air bersih dan MCK dapat langsung di sampaikan pada musyawarah desa untuk dapat dicari penyelesaian permasalahannya dengan menyesuaikan kemampuan atau potensi yang masyarakat desa miliki. Bila diperlukan dapat meminta petugas sanitarian puskesmas untuk membantu memberikan alternatif alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang ada di wilayah desanya. 
Dengan terintegrasinya poliklinik kesehatan desa pada kegiatan klinik sanitasi, dimana dengan kesadaran masyarakat menempatkan kesehatan sebagai masalah prioritas yang utama, hal ini dapat menjadi pendorong tumbuhnya kemandirian masyarakat dalam upaya penurunan penyakit berbasis lingkungan di pedesaan yang akan mendorong tercapapai masyarakat yang sehat.
Berikut ini penjelasan lebih detail tentang PKD atau Poliklinik Kesehatan Desa
Poliklinik Kesehatan Desa

A. Pengertian
Poliklinik Kesehatan Desa (Polkesdes) adalah suatu wujud dari upaya kesehatan  bersumber masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat atas dasar musyawarah dalam rangka :
1. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat desa
2. Meningkatnya kewasadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap penyakit  dan masalah-masalah kesehatan lain.
3. Meningkatnya kemampuan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri dalam  bidang kesehatan
4.  Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh masyarakat  desa dan tenaga kesehatan
5. Meningkatnya dukungan dan peran aktif berbagai pihak yang bertanggung jawab  terhadap kesehatan masyarakat desa (stakeholders)
Polkesdes memang bertujuan untuk meningkatkan keterjangkaun pelayanan kesehatan oleh masyarakat desa. Oleh karena itu, desa-desa yang didahulukan untuk memiliki Polkesdes adalah:
1. Desa yang tidak memiliki puskesmas/Rumah Sakit
2. Desa yang tidak memiliki puskesmas pembantu (Pustu)
3. Desa yang bukan ibukota kecamatan
4. Desa yang bukan dalam wilayah ibukota kabupaten.
B. Tugas dan Kegiatan Polkesdes
Polkesdes memiliki tugas sebagai pusat pengembangan desa siaga dan sekaligus sebagai sarana pelayanan kesehatan dasar ditingkat desa. Sebagai pusat pengembangan desa siaga, Polkesdes merupakan koordinator bagi UKBM-UKBM yang ada di Desa Siaga.
Pelayanan yang disediakan oleh Polkesdes adalah pelayanan kesehatan dasar, yang meliputi upaya-upaya promotif, preventif, rehabilitatif (perlindungan, pencegahan, pemeliharaan kesehatan) dan kuratif (pengobatan). Pelayanan kuratif dan beberapa pelayanan preventif tertentu dilaksanakan oleh tenaga kesehatan.
Pelayanan kesehatan tersebut secara lebih terinci adalah sebagai berikut:
Upaya Promotif
- Pelatihan kader
- Penyuluhan kesehatan dan gizi
- Perlombaan dibidang kesehatan

Upaya preventif
- Survielans bebasis masyarakat (penyakit, gizi, lingkungan dan perilaku)
- Kesiapsiagaan menghadapi kegawatdaruratan kesehatandan bencana
- Pemeriksaan berkala termasuk pemeriksaan ibu hamil dan balita
- Penjaringan kesehatan
- Imunisasi
- Penyehatan lingkungan
- Pembrantasan nyamuk, jentik dan sarngnya

Upaya Kuratif dan Rehabilitatif
- Pengobatan
- Pertolongan persalinan
- Rujukan kasus ke Puskesmas

Kegiatan tersebut diatas seyogyanya dilaksanakan secara rutin setiap hari dengan melibatkan banyak pihak. Tugas dan tangung jawab masing-masing pihak dalam melaksanakan Polkesdes tersebut adalah sebagai berikut:
C. Kader Kesehatan
1. Melakukan surveilans atau pengamatan penyakit, gizi, kesehatan lingkungan  dan  perilaku masyarakat
2. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya, misalnya  memberikan  vitamin A, memberikan tablet zat besi (Fe) dan oralit
3. .Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan dan gizi.
4. Mengukur tinggi dan berat badan bayi, balita dan ibu hamil.
5. Melakukan pencatatan di buku catatan pelayanan
6 Mengadakan pemutakhiran data sasaran
7. Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh-tokoh masyarakat, dan  menghadiri  pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi  keagamaan.
D.  Petugas Puskesmas
Petugas kesehatan Puskesmas wajib hadir di Polkesdes minimal 1 kali dalam sebulan. Peran petugas Puskesmas antara lain sebagai berikut:
1. Memberikan bimbingan dan pembinaan kader dalam penyelenggaraan  Polkesdes
2.  Menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kehadiran wajib petugas puskesmas, pelayanan kesehatan oleh petugas Puskesmas minimal diselenggarakan satu kali sebulan. Namun untuk Polkesdes yang baru dibentuk, fasilitasi petugas Puskesmas diharapkan dapat dilakukan sesuai kebutuhan (pada hari-hari di8mana petugas kesehatan tidak hadir, pelayanan Polkesdes diselenggarakan oleh kader kesehatan sesuai dengan kewenangannya)
3.  Menyelengarakan pelatihan atau penyegaran bagi kader kesehatan
4.  Menganalisis hasil kegiatan Polkesdes, serta menyusun rencana kerja  dan  melaksanakan upaya perbaikan sesuai dengan kebutuhan
5.  Menerima konsultasi/rujukan berbagai kasus kesehatan yang tidak dapat  ditanggulangi oleh pelaksana Polkesdes


6. Membantu pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan yang dibutuhkan  Polkesdes
E. Sarana Polkesdes
Kegiatan Polkesdes yang dilaksanakan di dalam gedung, sebaiknya dilakukan dalam ruangan tersendiri. Tempat penyelenggaraan sebaiknya dilengkapi dengan:
1. Ruang pendaftaran
2. Ruang tunggu
3.Ruang pemeriksaan
4. Ruang Petugas
5.Ruang Konsultasi (gizi, sanitasi, dan lain-lain)
6. Ruang Obat
7. Kamar mandi dan WC
F. Pengadaan gedung Polkesdes dapat dilaksanakan dengan alternatif berikut:
1. Memanfaatkan gedung Polindes yang ada (ditingkatkan menjadi Polkesdes)
2. Memanfaatkan gedung lain yang sudah ada
3. Membangun gedung Polkesdes dengan fasilitasi dari pemerintahan
4. Membangun gedung Polkeses dengan swadaya masyarakat
5. Membangun gedung Polkesdes dengan bantuan donatur/sponsor/swasta
Selain ruangan/gedung, Polkesdes juga perlu dilengkapi dengan :
Peralatan
1. Peralatan Medis
2. Disesuaikan dengan jenis pelayanan yang disediakan
3. Peralatan Nonmedis
4. Sarana pencatatan dan lain-lain sesuai kebutuhan
G. Obat-obatan
Jenis dan jumlah obat-obatan yang perlu disediakan di Polkesdes sesuai dengan  petunjuk Kepala Puskesmas setempat

H. Tenaga Polkesdes
Pada dasarnya, Polkesdes dioperasikan oleh tenaga dari masyarakat desa,  yaitu  yang berupa kader-kader PKK dan posyandu, serta tenaga-tenaga  sukarela lainnya (misalnya dari LSM) dengan bimbingan teknis dari tenaga  kesehatan yang ada di desa tersebut atau Puskesmas setempat dan sektor terkait.  Jumlah minimal kader untuk setiap Polkesdes adalah 5 (lima) orang. Jumlah ini  dapat bertambah sesuai dengan kegiatan yang dikembangkan.
Untuk hal-hal teknis tertentu, pelayanan Polkesdes harus dilakukan oleh  tenaga-tenaga kesehatan. Tenaga kesehatan ini terdiri atas bidan plus (Bidan yang  sudah ditambah ketrampilan dan kewenangannya) tenaga gizi dan sanitarian.  Tidak tertutup kemungkinan, petugas-petugas dari sektor terkait juga membantu  (misal PLKB).


1 komentar:

  1. Sugarboo Extra Long Digital Titanium Styler-Lint - Tirantana
    ‎Horsetooth titanium nitride coating service near me Smartphones samsung titanium watch · ray ban titanium ‎Futures gold titanium alloy · ‎Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium-Tortium. head titanium ti s6

    BalasHapus